Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, saat ditemui di kawasan Matraman Dalam, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016). |
Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo melakukan rapat terbatas di atas KRI Imam Bonjol di laut wilayah Kepulauan Natuna,Kepulauan Riau bukan untuk melakukan unjuk kekuatan.
"Tidak begitu (unjuk kekuatan). Kita tetap bersahabat dengan Tiongkok dan negara-negara lain," kata Luhut usai Rapat Terbatas di KRI Imam Bonjol saat berlayar di Laut China Selatan, Kamis (23/6/2016).
Luhut mengatakan bahwa Ratas diadakan di Natuna karena Presiden belum pernah ke sini.
"Presiden pertama juga yang mungkin pernah datang kemari dan sekalian melihat alutsista kita," kata Luhut.
Terkait penguatan armada laut di perairan Natuna, Luhut mengatakan masih dalam tahap perencanaan.
"Pastilah itu akan dilakukan. (Saat ini) sedang dalam perencanaan, tentu tidak bisa disampaikan, tidak bisa kita buka semua," ujarnya.
Natuna menjadi perhatian publik karena menjadi wilayah yang juga diklaim oleh China sebagai traditional fishing ground. Namun, Menko Polhukam menegaskan bahwa Natuna adalah wilayah Indonesia.
Rapat terbatas ini diikuti oleh Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Luhut mengatakan pula Indonesia tidak ingin ada yang ingin mengganggu stabilitas di kawasan ini.
Namun, sebelumnya Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa kunjungan Presiden besok membawa pesan bahwa perairan Natuna adalah wilayah Indonesia dan tak bisa diganggu gugat oleh negara manapun, termasuk China.
(Baca: Jokowi Akan ke Natuna untuk Tegaskan Kedaulatan NKRI)
"Sebagai kepala pemerintahan, Presiden ingin menegaskan bahwa Natuna adalah kedaulatan Indonesia," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).(Kompas)
"Tidak begitu (unjuk kekuatan). Kita tetap bersahabat dengan Tiongkok dan negara-negara lain," kata Luhut usai Rapat Terbatas di KRI Imam Bonjol saat berlayar di Laut China Selatan, Kamis (23/6/2016).
Luhut mengatakan bahwa Ratas diadakan di Natuna karena Presiden belum pernah ke sini.
"Presiden pertama juga yang mungkin pernah datang kemari dan sekalian melihat alutsista kita," kata Luhut.
Terkait penguatan armada laut di perairan Natuna, Luhut mengatakan masih dalam tahap perencanaan.
"Pastilah itu akan dilakukan. (Saat ini) sedang dalam perencanaan, tentu tidak bisa disampaikan, tidak bisa kita buka semua," ujarnya.
Natuna menjadi perhatian publik karena menjadi wilayah yang juga diklaim oleh China sebagai traditional fishing ground. Namun, Menko Polhukam menegaskan bahwa Natuna adalah wilayah Indonesia.
Rapat terbatas ini diikuti oleh Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Luhut mengatakan pula Indonesia tidak ingin ada yang ingin mengganggu stabilitas di kawasan ini.
Namun, sebelumnya Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa kunjungan Presiden besok membawa pesan bahwa perairan Natuna adalah wilayah Indonesia dan tak bisa diganggu gugat oleh negara manapun, termasuk China.
(Baca: Jokowi Akan ke Natuna untuk Tegaskan Kedaulatan NKRI)
"Sebagai kepala pemerintahan, Presiden ingin menegaskan bahwa Natuna adalah kedaulatan Indonesia," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).(Kompas)
loading...
Post a Comment