Mahasiswa ITM yang diduga sebagai bandar narkoba sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Medan Kota, Minggu (19/6/2016) |
Medan - Untung Manalu (21), mahasiswa Institut Teknologi Medan (ITM) yang kedapatan memiliki tiga kg ganja siap edar saat menjalani pemeriksaan di Polsek Kota Medan, berkicau.
Untung mengatakan, ganja miliknya berasal dari wilayah Aceh Selatan. Ia mendapatnya dari seorang bandar yang biasa dipanggilnya Bung.
Mahasiswa tersebut mengenal Bung setahun lalu dan sudah pernah sekali menjalankan bisnis narkoba.
"Selama ini aku gak punya modal, makanya jualin punya orang aja. Kemarin dapat modal, langsung ke Aceh aku naik bus membelinya. Harganya Rp 900.000 sekilonya," kata Untung.
Rencananya ganja-ganja itu akan diedarkan dan dijual eceran kepada mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus ITM.
“Rencananya mau kujual di kampus, ke umum juga tapi dari dalam kampus. Kalau di kampus bukan cuma aku yang jual, ada beberapa orang lagi. Sudah tau sama taulah kita,” ucapnya.
Menurut pengakuan Untung, ganja yang baru seminggu bersamanya itu, belum ada yang terjual.
"Belum ada yang laku, baru kucacah itu,” kata Untung tertunduk.
Menanggapi cerita pelaku, Kapolsek Kota Medan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Martuasah Hermindo Tobing mengaku pihaknya sudah mengetahui lama informasi peredaran narkoba jenis ganja dan sabu di kampus tersebut.
Namun, kata Martuasah, selama ini pihaknya kesulitan melakukan penyelidikan karena pihak kampus tidak kooperatif.
“Kita harap kasus ini menjadi pelajaran. Semoga pihak kampus menjadi kooperatif nantinya. Kalau kita, pada dasarnya siap membersihkan peredaran narkoba dimana saja. Termasuk di wilayah kampus," tegas Martuasah.
Sebelumnya diberitakan, kampus ITM yang berada di Jalan Gedung Arca Medan mendadak heboh pada Minggu (19/6/2016) dini hari.
Petugas dari Polsek Kota Medan memenuhi kampus yang mahasiswanya di dominasi laki-laki itu.
Tiga kilogram ganja kering siap edar disita dari Untung, mahasiswa semester IV Jurusan Geologi yang merupakan warga Jalan Pon 3, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Penangkapan Untung bermula saat sekelompok mahasiswa geram dengan makin maraknya transaksi narkoba di kampus mereka.(Kompas)
Untung mengatakan, ganja miliknya berasal dari wilayah Aceh Selatan. Ia mendapatnya dari seorang bandar yang biasa dipanggilnya Bung.
Mahasiswa tersebut mengenal Bung setahun lalu dan sudah pernah sekali menjalankan bisnis narkoba.
"Selama ini aku gak punya modal, makanya jualin punya orang aja. Kemarin dapat modal, langsung ke Aceh aku naik bus membelinya. Harganya Rp 900.000 sekilonya," kata Untung.
Rencananya ganja-ganja itu akan diedarkan dan dijual eceran kepada mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus ITM.
“Rencananya mau kujual di kampus, ke umum juga tapi dari dalam kampus. Kalau di kampus bukan cuma aku yang jual, ada beberapa orang lagi. Sudah tau sama taulah kita,” ucapnya.
Menurut pengakuan Untung, ganja yang baru seminggu bersamanya itu, belum ada yang terjual.
"Belum ada yang laku, baru kucacah itu,” kata Untung tertunduk.
Menanggapi cerita pelaku, Kapolsek Kota Medan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Martuasah Hermindo Tobing mengaku pihaknya sudah mengetahui lama informasi peredaran narkoba jenis ganja dan sabu di kampus tersebut.
Namun, kata Martuasah, selama ini pihaknya kesulitan melakukan penyelidikan karena pihak kampus tidak kooperatif.
“Kita harap kasus ini menjadi pelajaran. Semoga pihak kampus menjadi kooperatif nantinya. Kalau kita, pada dasarnya siap membersihkan peredaran narkoba dimana saja. Termasuk di wilayah kampus," tegas Martuasah.
Sebelumnya diberitakan, kampus ITM yang berada di Jalan Gedung Arca Medan mendadak heboh pada Minggu (19/6/2016) dini hari.
Petugas dari Polsek Kota Medan memenuhi kampus yang mahasiswanya di dominasi laki-laki itu.
Tiga kilogram ganja kering siap edar disita dari Untung, mahasiswa semester IV Jurusan Geologi yang merupakan warga Jalan Pon 3, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Penangkapan Untung bermula saat sekelompok mahasiswa geram dengan makin maraknya transaksi narkoba di kampus mereka.(Kompas)
loading...
Post a Comment