StatusAceh.Net - Ketua Presidium Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF), Ariffadhillah masuk dalam sejumlah peserta Konferensi Internasional Parlemen Eropa untuk Membahas Hak-Hak Minoritas dan Kerjasama Regional di Asia Tenggara yang akan diselenggarakan di Brussels, Selasa (14/6/2016).
Arif yang bermukim di Jerman kabarnya akan bertolak ke ibukota Belgia itu pada Senin ini (13/6/2016). Dihubungi melalui jaringan sosial media, Arif yang juga berprofesi sebagai analis kimia di Eisenach, Jerman, mengungkapkan bahwa selain dirinya dalam delegasi ASNLF yang dipimpinnya juga akan tiba ke Brussels perwakilan ASNLF dari Swedia dan Belanda. Konferensi tersebut berjudul European Parliament Conference to Discuss Minority Rights and Regional Cooperation in South East Asia.
“Mengenai Aceh, kita akan membahas pelanggaran HAM beserta kekebalan hukum militer Indonesia yang terjadi,” ujar Arif pada awal Juni lalu.
Acara tersebut terselenggara berkat kerja sama Organisasi Bangsa dan Rakyat yang tak Terwakili (UNPO), Taiwan Foundation for Democracy (TFD), Haella Foundation dan lobi politikus asal Estonia, Urmas Paet yang juga sebagai anggota parlemen Uni Eropa.
Konferensi satu hari itu akan dilaksanakan pada Ruang PHS7C050 gedung parlemen Uni Eropa guna memberikan sebuah tinjauan umum terhadap keadaan hak-hak minoritas saat ini di Asia Tenggara, diantaranya termasuk Aceh yang dikenal bermasalah dengan HAM.
Pada kesempatan itu ketua Presidium ASNLF akan membeberkan makalah tentang lemahnya penyelesaian HAM melalui perjanjian MoU Helsinki yang tidak ada kejadian sama sekali meskipun sudah satu dekade lamanya. Untuk alternatifnya, ketua presidium ASNLF itu akan memberikan solusi dengan menyerukan komunitas internasional untuk menghormati tuntutan rakyat Aceh untuk keadilan dan penentuan nasib sendiri. (*)
Arif yang bermukim di Jerman kabarnya akan bertolak ke ibukota Belgia itu pada Senin ini (13/6/2016). Dihubungi melalui jaringan sosial media, Arif yang juga berprofesi sebagai analis kimia di Eisenach, Jerman, mengungkapkan bahwa selain dirinya dalam delegasi ASNLF yang dipimpinnya juga akan tiba ke Brussels perwakilan ASNLF dari Swedia dan Belanda. Konferensi tersebut berjudul European Parliament Conference to Discuss Minority Rights and Regional Cooperation in South East Asia.
“Mengenai Aceh, kita akan membahas pelanggaran HAM beserta kekebalan hukum militer Indonesia yang terjadi,” ujar Arif pada awal Juni lalu.
Acara tersebut terselenggara berkat kerja sama Organisasi Bangsa dan Rakyat yang tak Terwakili (UNPO), Taiwan Foundation for Democracy (TFD), Haella Foundation dan lobi politikus asal Estonia, Urmas Paet yang juga sebagai anggota parlemen Uni Eropa.
Konferensi satu hari itu akan dilaksanakan pada Ruang PHS7C050 gedung parlemen Uni Eropa guna memberikan sebuah tinjauan umum terhadap keadaan hak-hak minoritas saat ini di Asia Tenggara, diantaranya termasuk Aceh yang dikenal bermasalah dengan HAM.
Pada kesempatan itu ketua Presidium ASNLF akan membeberkan makalah tentang lemahnya penyelesaian HAM melalui perjanjian MoU Helsinki yang tidak ada kejadian sama sekali meskipun sudah satu dekade lamanya. Untuk alternatifnya, ketua presidium ASNLF itu akan memberikan solusi dengan menyerukan komunitas internasional untuk menghormati tuntutan rakyat Aceh untuk keadilan dan penentuan nasib sendiri. (*)
Sumber: acehtrend.co
loading...
Post a Comment