Masjid Musafir di Desa Lae Motong, Penanggalan, Subulussalam, Aceh. |
Subulussalam - Masjid Musafir yang berada di Desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Aceh tidak difungsikan. Masjid yang berada diperbatasan antara Kota Subulussalam dengan Kabupaten Aceh Singkil berjarak sekitar sembilan kilo meter dari pusat kota Subulussalam ini sudah bertahun-tahun tidak terpakai.
Berdasarkan pantauan NU Online, Sabtu (18/6) kondisi sebagian struktur bangunan masjid ini sudah banyak mengalami kerusakan, seperti plafon dan lantai. Selain kondisi bangunan masjid, bahkan bangunan MCK yang tidak terfungsikan juga mengalami kerusakan. Areal masjid yang berada di perlintasan jalan yang menghubungkan Kota Subulussalam dengan Aceh Singkil ini sudah ditumbuhi semak belukar. Padahal di sekitar Masjid Musafir ini ada penduduknya.
Masjid Musafir yang dibangun oleh Pemkab Aceh Singkil pada Tahun 2008 silam ini dulunya ramai di isi oleh jama'ah sekitar desa, selain itu juga kerap disinggahi oleh para pengendara yang melintas untuk menumpang shalat. Namun sejak dimekarkannya Subulussalam dari Pemkab Aceh Singkil menjadi daerah otonom Pemkot Subulussalam, bangunan Masjid Musafir ini pun tidak pernah difungsikan lagi dan dibiarkan kosong hingga menahun lamanya.
Berdasarkan informasi dari Arifin Berutu (35), warga Desa Cikala, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, desa yang bertetanggaan lansung dengan masjid ini menuturkan, bahwa penyebab tidak terfungsikannya Masjid Musafir ini adalah karena tidak adanya pengurus masjid (Marbot).
"Tidak seperti dulu, kalau masanya Bupati Aceh Singkil Makmur Syaputra Bancin, Masjid Musafir ini ada pengurus yang ditunjuk guna mengaktifkan masjid ini," ungkap Arifin.
Warga sekitar Masjid Musafir ini juga meminta perhatian Pemerintah Kota Subulussalam melalui Dinas Syari'at Islam Kota Subulussalam, agar memperhatikan masjid ini, supaya dapat difungsikan kembali. Harapan warga ditunjuk pengurus tetap untuk menghidupkan kembali masjid yang berada diperbatasan ini.(NU Online)
Berdasarkan pantauan NU Online, Sabtu (18/6) kondisi sebagian struktur bangunan masjid ini sudah banyak mengalami kerusakan, seperti plafon dan lantai. Selain kondisi bangunan masjid, bahkan bangunan MCK yang tidak terfungsikan juga mengalami kerusakan. Areal masjid yang berada di perlintasan jalan yang menghubungkan Kota Subulussalam dengan Aceh Singkil ini sudah ditumbuhi semak belukar. Padahal di sekitar Masjid Musafir ini ada penduduknya.
Masjid Musafir yang dibangun oleh Pemkab Aceh Singkil pada Tahun 2008 silam ini dulunya ramai di isi oleh jama'ah sekitar desa, selain itu juga kerap disinggahi oleh para pengendara yang melintas untuk menumpang shalat. Namun sejak dimekarkannya Subulussalam dari Pemkab Aceh Singkil menjadi daerah otonom Pemkot Subulussalam, bangunan Masjid Musafir ini pun tidak pernah difungsikan lagi dan dibiarkan kosong hingga menahun lamanya.
Berdasarkan informasi dari Arifin Berutu (35), warga Desa Cikala, Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, desa yang bertetanggaan lansung dengan masjid ini menuturkan, bahwa penyebab tidak terfungsikannya Masjid Musafir ini adalah karena tidak adanya pengurus masjid (Marbot).
"Tidak seperti dulu, kalau masanya Bupati Aceh Singkil Makmur Syaputra Bancin, Masjid Musafir ini ada pengurus yang ditunjuk guna mengaktifkan masjid ini," ungkap Arifin.
Warga sekitar Masjid Musafir ini juga meminta perhatian Pemerintah Kota Subulussalam melalui Dinas Syari'at Islam Kota Subulussalam, agar memperhatikan masjid ini, supaya dapat difungsikan kembali. Harapan warga ditunjuk pengurus tetap untuk menghidupkan kembali masjid yang berada diperbatasan ini.(NU Online)
loading...
Post a Comment