Lhokseumawe - Pelaksana konser Bergek menyesalkan sikap Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya yang membatalkan konser Bergek di Lhokseumawe. Menurut pelaksana, alasan pembatalan itu tak bisa diterima dan diputuskan sepihak. Mereka juga berencana membawa kasus ini ke ranah hukum.
Adi Bergek dijadwalkan manggung pada acara Musik Damai Aceh 2016, 10 April mendatang. Namun rencana ini dibatalkan oleh pemerintah atas desakan Majelis Ulama Nanggroe Aceh.
“Kami menyesalkan surat pembatalan yang dilayangkan oleh Wali Kota Lhokseumawe. Seluruh persyaratan telah kami penuhi sesuai aturan,” kata ketua panitia, Andi Masta, saat menggelar konferensi pers di Lhokseumawe, Kamis sore.
Pembatalan ini menyebabkan pihaknya merugi. Apalagi persiapan telah dilakukan berbulan-bulan lalu. Harusnya pemerintah dan mereka yang tak ingin konser ini digelar melakukan tatap muka dan menyampaikan alasan yang jelas.
Panitia, kata Andi, siap membuat batasan untuk penonton laki-laki dan perempuan, seperti konser musik yang pernah digelar di Lhokseumawe. Panitia juga telah membayar pajak acara kepada para pihak. Pihaknya mengklaim mengalami kerugian hingga ratusan juga akibat pembatalan ini.
Andi juga menyayangkan sikap terburu-buru pemerintah dalam memutuskan pembatalan. Harusnya, kata dia, pemerintah juga melihat sisi positif acara ini. Apalagi pihaknya menggelar acara ini dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional sebagai bagian dari kampanye antinarkoba. Acara tersebut juga digelar siang hari.
“Kami akan duduk kembali dengan pemerintah kota dan Majelis Permusyawaratan Ulama Lhokseumawe untuk membicarakan masalah ini. Kami berharap, pemerintah mau meninjau kembali pembatalan ini,” kata Andi. (Sumber: AJNN.Net)
Adi Bergek dijadwalkan manggung pada acara Musik Damai Aceh 2016, 10 April mendatang. Namun rencana ini dibatalkan oleh pemerintah atas desakan Majelis Ulama Nanggroe Aceh.
“Kami menyesalkan surat pembatalan yang dilayangkan oleh Wali Kota Lhokseumawe. Seluruh persyaratan telah kami penuhi sesuai aturan,” kata ketua panitia, Andi Masta, saat menggelar konferensi pers di Lhokseumawe, Kamis sore.
Pembatalan ini menyebabkan pihaknya merugi. Apalagi persiapan telah dilakukan berbulan-bulan lalu. Harusnya pemerintah dan mereka yang tak ingin konser ini digelar melakukan tatap muka dan menyampaikan alasan yang jelas.
Panitia, kata Andi, siap membuat batasan untuk penonton laki-laki dan perempuan, seperti konser musik yang pernah digelar di Lhokseumawe. Panitia juga telah membayar pajak acara kepada para pihak. Pihaknya mengklaim mengalami kerugian hingga ratusan juga akibat pembatalan ini.
Andi juga menyayangkan sikap terburu-buru pemerintah dalam memutuskan pembatalan. Harusnya, kata dia, pemerintah juga melihat sisi positif acara ini. Apalagi pihaknya menggelar acara ini dengan menggandeng Badan Narkotika Nasional sebagai bagian dari kampanye antinarkoba. Acara tersebut juga digelar siang hari.
“Kami akan duduk kembali dengan pemerintah kota dan Majelis Permusyawaratan Ulama Lhokseumawe untuk membicarakan masalah ini. Kami berharap, pemerintah mau meninjau kembali pembatalan ini,” kata Andi. (Sumber: AJNN.Net)
loading...
Post a Comment