Langsa -- Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, menyebutkan Mubahasah Ulama Muda se-Aceh merupakan ajang regenerasi bagi ulama Aceh. Pertemuan yang dilakukan di Dayah Futuhul Muarif Al-Aziziyyah, Kota Langsa tersebut diharapkan dapat membahas persoalan umat. Gubernur mengharapkan, para ulama muda tersebut nantinya mampu menjawab persoalan umat Islam dan menjadi acuan untuk menjawab permasalahan umat di Aceh.
"Tantangan Islam sekarang ini adalah semakin menurunnya nilai kebersamaan, kasih sayang, saling menghargai. Itu tantangan yang harus dijawab oleh ulama-ulama muda," ujar gubernur saat membuka acara tersebut. Gubernur menyebutkan ulama bersama umara harus bersatu untuk menuntaskan masalah Aceh yang semakin kompleks. "Kalau bisa enam bulan sekali ulama harus duduk. Mereka adalah pedoman tempat berdirinya kita dan menjadi teladan untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama."
Gubernur menegaskan, Pemerintah Aceh sangat konsisten dan mendukung sepenuhnya penegakan syariat Islam di Aceh. Salah satu cara, kata gubernur, adalah dengan membangun dayah di berbagai pelosok di Aceh. Tahun ini saja pemerintah telah memberikan bantuan Badan Dayah sebesar 230 miliar untuk penguatan dan perkembangan dayah.
"Ke depan juga intensif guru di Aceh akan kita tingkatkan. Mereka adalah para pendidik yang harus selalu kita perhatikan," ujar gubernur.
Untuk mendukung syariat Islam, pemerintah, lanjut gubernur, sejak 2012-2015 mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan masjid, meunasah dan dayah di berbagai daerah di Aceh. Dalam tiga tahun itu, sebanyak 1.238 masjid dibangun, 1.363 meunasah, dan 247 dayah yang memperoleh pembangunan. "Semua dilakukan salam rangka pembinaan menuju terlaksananya syariat Islam di Aceh," ujar gubernur.
Pemerintah Aceh juga mengalokasikan dana untuk pendidikan hingga 20 persen dari total anggaran APBA. Sebagiannya disalurkan untuk dayah, melalui peran Badan Dayah. "Ini menjadi program kita untuk membangun karakter masyarakat.Aceh,".ujar Gubernur Zaini.
Tgk. Murdani Bin Muhammad, pembina pimpinan dayah Futuhul Muaarif Al-Aziziyyah, menyebutkan Mubahasah Ulama Muda se-Aceh ini dilakukan untuk merajut silaturahmi antara para ahli ilmu dan menyamakan misi dalam membangun Aceh di masa mendatang.
"Menjadi awal kiprah ulama muda untuk bisa tampil ke publik," ujar Tengku Murdani.
Sementara Wali Kota Langsa, Usman Abdullah, menyebutkan mubahasah ulama penting dilakukan. Apalagi, ujar Usman, era globalisasi membuat budaya asing yang masuk ke Aceh tak bisa dibendung. Kekuatan ulama diperlukan untuk membentengi umat dari pengaruh budaya luar.
"Apabila tidak dibantengi dengan iman dan kuat akan tergerus masa depan islam," ujar Wali Kota Usman.
Usman Abdullah menyebutkan, ia punya pemikiran bagaimana dayah di Aceh diperbanyak. Perlu peran semua untuk menciptakan Aceh maju seperti sedia kalanya, saat bangsa ini diakui di berbagai belahan dunia. "Semua harus kerja sama antara ulama dan umara," ujarnya.
Majunya Aceh, kata Usman, bukan hanya dilihat dari infrastruktur bangunan yang megah. Mental manusia harus ikut dibentuk untuk membangun sebuah bangsa. "Pembangunan moral dan infrastruktur harus dibangun berbarengan sehingga karakter bangsa juga bisa maju."
"Ini akan menjadi agenda rutin tahun kita laksanakan di Langsa," ujar Wali Kota Langsa. (Rill)
"Tantangan Islam sekarang ini adalah semakin menurunnya nilai kebersamaan, kasih sayang, saling menghargai. Itu tantangan yang harus dijawab oleh ulama-ulama muda," ujar gubernur saat membuka acara tersebut. Gubernur menyebutkan ulama bersama umara harus bersatu untuk menuntaskan masalah Aceh yang semakin kompleks. "Kalau bisa enam bulan sekali ulama harus duduk. Mereka adalah pedoman tempat berdirinya kita dan menjadi teladan untuk meningkatkan pemahaman ajaran agama."
Gubernur menegaskan, Pemerintah Aceh sangat konsisten dan mendukung sepenuhnya penegakan syariat Islam di Aceh. Salah satu cara, kata gubernur, adalah dengan membangun dayah di berbagai pelosok di Aceh. Tahun ini saja pemerintah telah memberikan bantuan Badan Dayah sebesar 230 miliar untuk penguatan dan perkembangan dayah.
"Ke depan juga intensif guru di Aceh akan kita tingkatkan. Mereka adalah para pendidik yang harus selalu kita perhatikan," ujar gubernur.
Untuk mendukung syariat Islam, pemerintah, lanjut gubernur, sejak 2012-2015 mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan masjid, meunasah dan dayah di berbagai daerah di Aceh. Dalam tiga tahun itu, sebanyak 1.238 masjid dibangun, 1.363 meunasah, dan 247 dayah yang memperoleh pembangunan. "Semua dilakukan salam rangka pembinaan menuju terlaksananya syariat Islam di Aceh," ujar gubernur.
Pemerintah Aceh juga mengalokasikan dana untuk pendidikan hingga 20 persen dari total anggaran APBA. Sebagiannya disalurkan untuk dayah, melalui peran Badan Dayah. "Ini menjadi program kita untuk membangun karakter masyarakat.Aceh,".ujar Gubernur Zaini.
Tgk. Murdani Bin Muhammad, pembina pimpinan dayah Futuhul Muaarif Al-Aziziyyah, menyebutkan Mubahasah Ulama Muda se-Aceh ini dilakukan untuk merajut silaturahmi antara para ahli ilmu dan menyamakan misi dalam membangun Aceh di masa mendatang.
"Menjadi awal kiprah ulama muda untuk bisa tampil ke publik," ujar Tengku Murdani.
Sementara Wali Kota Langsa, Usman Abdullah, menyebutkan mubahasah ulama penting dilakukan. Apalagi, ujar Usman, era globalisasi membuat budaya asing yang masuk ke Aceh tak bisa dibendung. Kekuatan ulama diperlukan untuk membentengi umat dari pengaruh budaya luar.
"Apabila tidak dibantengi dengan iman dan kuat akan tergerus masa depan islam," ujar Wali Kota Usman.
Usman Abdullah menyebutkan, ia punya pemikiran bagaimana dayah di Aceh diperbanyak. Perlu peran semua untuk menciptakan Aceh maju seperti sedia kalanya, saat bangsa ini diakui di berbagai belahan dunia. "Semua harus kerja sama antara ulama dan umara," ujarnya.
Majunya Aceh, kata Usman, bukan hanya dilihat dari infrastruktur bangunan yang megah. Mental manusia harus ikut dibentuk untuk membangun sebuah bangsa. "Pembangunan moral dan infrastruktur harus dibangun berbarengan sehingga karakter bangsa juga bisa maju."
"Ini akan menjadi agenda rutin tahun kita laksanakan di Langsa," ujar Wali Kota Langsa. (Rill)
loading...
Post a Comment