Foto: Penampakan kelompok Santoso makin terdesak di hutan/istimewa/detikcom |
Poso - Teroris Abu Wardah alias Santoso dan kelompoknya makin terdesak diburu
tim Satgas Tinombala. Pasokan amunisi dan makanan mereka di hutan
semakin menipis.
Bahkan salah satu anggota Santoso, yakni MAQ alias S alias Brother (19) nekat melarikan diri. Brother akhirnya diringkus Satgas Tinombala ketika mengambil makanan di rumah penduduk di Desa Wuase, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (21/3).
Satgas Tinombala kemudian mengorek berbagai informasi tentang keberadaan Santoso dan kelompoknya. Di foto-foto yang diperoleh detikcom dari seorang perwira, terlihat Santoso dan kelompoknya tengah berada di hutan.
Bahkan salah satu anggota Santoso, yakni MAQ alias S alias Brother (19) nekat melarikan diri. Brother akhirnya diringkus Satgas Tinombala ketika mengambil makanan di rumah penduduk di Desa Wuase, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (21/3).
Satgas Tinombala kemudian mengorek berbagai informasi tentang keberadaan Santoso dan kelompoknya. Di foto-foto yang diperoleh detikcom dari seorang perwira, terlihat Santoso dan kelompoknya tengah berada di hutan.
Santoso--berambut gondrong--dan anak buahnya tampak memanggang anoa untuk makan di hutan (istimewa/detikcom)
|
Santoso mengenakan penutup kepala warna hitam menutupi rambutnya yang gondrong. Dia mengenakan jaket hitam dan celana panjang motif loreng. Dia menyandang senjata laras panjang di punggung. Di samping Santoso tampak anak buahnya, seorang pria yang usianya masih belia, diduga sekitar 20-25 tahun. Keduanya tersenyum ke arah kamera sambil memanggang anoa untuk makan.
Di foto lainnya, terlihat sekitar 13 orang anggota Santoso yang juga masih berusia muda. Sebagian berkumpul di bawah tenda seadanya yang terbuat dari kayu dan dedaunan. Sebagian lagi berkumpul seperti sedang makan. Satu orang terlihat menggenggam senjata laras panjang.
Kepada aparat, Brother mengaku kabur karena kelaparan. Mereka kekurangan logistik karena ruang gerak mereka terus dipersempit oleh Satgas Tinombala.
Pengakuan Brother, selama ini mereka mendapat amunisi dan makanan dari seseorang di kota yang rutin memasok. Namun belakangan, pasokan mereka makin terhambat sehingga Santoso dan kelompoknya turun gunung menjarah makanan ke rumah warga. Mereka juga memakan apapun yang ada di hutan seperti anoa, ujung rotan dan ujung batang pohon pinang dan lainnya.
Dari Brother inilah diketahui bahwa kelompok jaringan Santoso mulai pecah kongsi. Kepada polisi, Brother mengaku bahwa amaliyah kelompok Santoso sudah menyimpang dari ajaran Islam. Santoso juga dianggap tak pantas menjadi figur pemimpin dalam gerakan jihad di Poso.
"Yang bersangkutan kabur dari kelompok Santoso karena menilai Santoso tidak cocok menjadi figur pemimpin dalam gerakan jihad di Poso karena setelah tersangka bergabung dengan kelompok Santoso, tersangka baru mengetahui bahwa Santoso sangat lemah dalam pemahaman agama bahkan cenderung menyimpang dari ajaran Islam," kata Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadisaat berbincang dengan detikcom, Kamis (24/3/2016).
Sesama anggota kelompok Santoso juga terjadi perdebatan soal amaliah. Beberapa anggota kelompok Santoso menghalalkan amaliah yakni membunuh warga sipil yang sudah tua dengan cara dipenggal. Anggota kelompok yang tidak setuju dengan pendapat tersebut akhirnya memilih kabur.
"Sehingga hal ini pun menimbulkan perdebatan antara anggota kelompok. Karena ada beberapa anggota kelompoknya juga yang bertentangan, sehingga tidak tahan dan memilih kabur," jelasnya.
Perdebatan antara sesama anggota jaringan ini kian meruncing saat Santoso mengeluarakan fatwa bahwa orang yang kabur dari hutan adalah murtad. Santoso juga menghalalkan kepada anggotanya untuk membunuh anggotanya yang dianggapnya 'murtad'.
Tersangka juga menilai kelompok Santoso sudah tidak kompak dan tidak jelas arah serta tujuannya. Di antara para anggota kelompok juga sudah mulai timbul egoisme masing-masing. "Intinya tersangka sudah tidak kuat dan tidak tahan lagi dengan penderitaan," kata Rudy.
loading...
Post a Comment