Jakarta - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengeluarkan peryataan kontroversial. Dia meminta kepada rakyat miskin agar mau diet serta tidak makan banyak.
Pernyataan ini berawal dari curhatan Made Mangku Pastika, Gubernur Bali, kepada Puan Maharani terkait meningkatnya angka kemiskinan yang ada di wilayah Bali.
Pastika pun juga meminta langsung kepada Puan Maharani, agar jumlah alokasi beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang ada di Bali dinaikkan.
Menanggapi hal itu, Puan malah menjawab, "Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa."
Pernyataan itu menuai hujatan sejumlah kalangan. Ucapan Puan tersebut dinilai tidak pantas meskipun hanya bercanda. Netizen melontarkan kritik terhadap putri Megawati Soekarno Putri.
"Slogan ayo kerja. Kerja apaan? Orang miskin suruh diet ama si Puan. Indonesia HEBAT lol," tulis akun Linda Mulyanti lewat twitter.
Tak hanya itu, seorang blogger dan penulis lepas Agus Mulyadi, bahkan menulis surat terbuka lewat Facebook. Berikut tulisan Agus menyikapi pernyataan Puan:
Pernyataan ini berawal dari curhatan Made Mangku Pastika, Gubernur Bali, kepada Puan Maharani terkait meningkatnya angka kemiskinan yang ada di wilayah Bali.
Pastika pun juga meminta langsung kepada Puan Maharani, agar jumlah alokasi beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang ada di Bali dinaikkan.
Menanggapi hal itu, Puan malah menjawab, "Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa."
Pernyataan itu menuai hujatan sejumlah kalangan. Ucapan Puan tersebut dinilai tidak pantas meskipun hanya bercanda. Netizen melontarkan kritik terhadap putri Megawati Soekarno Putri.
"Slogan ayo kerja. Kerja apaan? Orang miskin suruh diet ama si Puan. Indonesia HEBAT lol," tulis akun Linda Mulyanti lewat twitter.
Tak hanya itu, seorang blogger dan penulis lepas Agus Mulyadi, bahkan menulis surat terbuka lewat Facebook. Berikut tulisan Agus menyikapi pernyataan Puan:
Dear mbak Puan yang sudah langsing tanpa harus diet atau minum WRP,
Njenengan tahu ndak, rakyat Indonesia itu, kalau sudah urusan makanan, inovasi dan lifehacks-nya luar biasa total. Penghayatannya mantap. Pengiritannya ngaudubillah setan.
Lha bayangkan saja.
Ketika pepaya dan cabai busuk dirasa sayang untuk dibuang, mereka dengan segala kreativitasnya membuatnya menjadi saos yang punya citarasa tinggi.
Ketika balungan yang dagingnya cuma sak uplik itu dirasa sayang untuk dibuang, mereka meraciknya menjadi sajian soto dan mie dengan kuah kaldu yang kental dan menggugah selera.
Ketika biji nangka dirasa sayang untuk dibuang, mereka merebusnya dan memakannya sebagai kudapan yang luar biasa nikmat lagi bergizi.
Ketika nasi basi dirasa sayang untuk dibuang, mereka mengolahnya menjadi karak ataupun kerupuk gendar yang rasanya aduhai gurih menendang lidah.
Dan bahkan ketika beling atau lampu neon dirasa sayang untuk dibuang, mereka dengan serta merta ndadi dan kerasukan agar itu beling masih tetap bisa dimakan.
Itu sudah cukup jadi bukti, bahwa rakyat Indonesia itu punya jurus survive yang luar biasa untuk menghadapi krisis. Di tangan mereka lah, ketahanan pangan nasional yang sesungguhnya teruji.
Mangkanya, saya kaget saat njenengan ujug-ujug menyuruh mereka-mereka itu untuk diet demi pengiritan...
Hambok please, tanpa sampeyan suruh pun, mereka itu sudah diet dengan penghayatan dan motivasi yang paling dalam. Mereka diet bukan lagi untuk mendapatkan berat badan ideal, tapi mereka diet semata demi bertahan dalam budget keuangan yang semakin tidak ideal.
Jangan ajari apalagi menyuruh mereka untuk diet, karena bagi mereka, diet itu sudah bukan lagi anjuran, melainkan gaya hidup dan pilihan. Mereka sudah terbiasa untuk memilih, karena pilihan mereka hanya dua: DIET atau DIED.
Sumber: Rimanews
loading...
Post a Comment