![]() |
Massa Pemuda Pancasila dan IPK Bentrok, 1 Orang Tewas |
StatusAceh.Net - Indonesia Police Watch (IPW) menuding polisi lalai hingga terjadi bentrokan antara dua orang di Medan yang menyebabkan satu orang tewas.
"Dari kronologis yang ada, kami melihat, bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok ormas melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan," tutur Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Minggu (31/1/2016).
Padahal, kata dia, semua orang di Sumut mengetahui bahwa antara Pemuda Pancasila dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama.
"Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat," ujarnya.
"Apakah polisi tidak mengetahui jika OKP (ormas kepemudaan) itu akan bergerak? Lantas dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP? tanya Neta.
Padahal konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, dan mulai bergerak pukul 15.15 dari kawasan Jl Krakatau menuju Jl Pelajar.
"Konvoi ini juga melintas di Jalan Thamrin di dekat markas PP. Di sinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jalan Asia, Jalan Sutrisno, Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya. Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar," ungkap dia.
Ironisnya, lanjut Neta, tidak ada polisi yang mengendalikan situasi, padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Waka Polda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.
"Kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu, meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarakat. Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya kota Medan, apalagi jika setiap kali terjadi bentrokan terjadi kerusakan. Akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke kota ini," bebernya.(RIMA)
"Dari kronologis yang ada, kami melihat, bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok ormas melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan," tutur Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Minggu (31/1/2016).
Padahal, kata dia, semua orang di Sumut mengetahui bahwa antara Pemuda Pancasila dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama.
"Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat," ujarnya.
"Apakah polisi tidak mengetahui jika OKP (ormas kepemudaan) itu akan bergerak? Lantas dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP? tanya Neta.
Padahal konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, dan mulai bergerak pukul 15.15 dari kawasan Jl Krakatau menuju Jl Pelajar.
"Konvoi ini juga melintas di Jalan Thamrin di dekat markas PP. Di sinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jalan Asia, Jalan Sutrisno, Jalan Pandu, Jalan Semarang dan Jalan Surabaya. Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar," ungkap dia.
Ironisnya, lanjut Neta, tidak ada polisi yang mengendalikan situasi, padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Waka Polda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.
"Kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu, meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarakat. Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya kota Medan, apalagi jika setiap kali terjadi bentrokan terjadi kerusakan. Akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke kota ini," bebernya.(RIMA)
loading...
Post a Comment